MAKALAH PERENCANAAN HUMAS


Perencanaan Humas

A.     PENGERTIAN PERENCANAAN HUMAS
Hubungan masyarakat atau Public Relations adalah suatu usaha yang sengaja dilakukan, direncanakan secara berkesinambungan untuk menciptakan saling pengertian antara sebuah lembaga/institusi dengan masyarakat. Humas (PR) adalah sebuah seni sekaligus ilmu sosial dalam menganalisa kecenderungan, meramalkan konsekuensinya, memberikan pengarahan kepada pimpinan institusi/lembaga dan melaksanakan program-program terencana yang dapat memenuhi kepentingan baik institusi maupun lembaga tersebut maupun masyarakat yang terkait
Perencanaan Humas merupakan perencanaan program kerja baik itu jangka panjang maupun jangka pendek yang betujuan untuk membentuk dan menegelolah hubungan saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat. Humas atau PR selalu menjadi salah satu bidang yang sangat dinamis dalam kehidupan berorganisasi, karena praktisi, membutuhkan keterampilan dan kapabilitas yang beragam untuk keberhasilan pekerjanaan mereka. Yaitu untuk membangun dan memelihara hubungan dalam organisasi, baik individu dan kelompok yang selalu masuk dalam hubungan bersama dengan pihak lainnya.
empat alasan yang dilakukan dalam perencanaan humas. Keempat alasan tersebut adalah sebagai berikut:
(a)    Untuk menetapkan target-target operasi humas yang nantinya akan menjadi tolok ukur atas segenap hasil yang diperoleh;
(b)   Untuk memperhitungkan jumlah jam kerja dan berbagai biaya yang diperlukan;
(c)    Untuk menyusun skala prioritas guna menentukan (i) jumlah program dan (ii) waktu yang diperlukan;
(d)   Untuk menentukan kesiapan atau kelayakan pelaksanaan berbagai upaya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan jumlah dan kualitas (i) personil yang ada, (ii) daya dukung dari berbagai peralatan fisik, serta (iii) anggaran dana yang tersedia.
Model perencanaan humas enam langkah yang sudah diterima secara luas oleh para praktisi humas profesional itu adalah sebagai berikut:

(a)  Pengenalan situasi;
(b)  Penetapan tujuan;
(c)  Penetapan khalayak;
(d)  Pemilihan media dan teknik-teknik humas;
(e)  Perencanaan anggaran; serta
(f)   Pengukuran hasil.



B.     RUANG LINGKUP PUBLIC RELATIONS
Humas atau yang dikenal dengan Public Relations (PR) dalam pelaksanaannya memiliki ruang lingkup yang wajib diketahui oleh pada praktisi humas saat ini. Hal tersebut diperlukan agar dalam menjalankan kewajibannya sebagai humas, seorang humas menyadari kedudukannya serta apa saja yang menjadi wewenangnya
Karena tidak semua hal menjadi wewenang humas. Tapi, ada pihak lain juga yang terlibat. Jangan sampai ada pihak yang merasa terlangkahi oleh langkah seorang humas.
Untuk itu seorang PR baik sebagai akademisi maupun praktisi hendaknya memahami ruang lingkup humas. Ini dapat dijadikan pedoman setiap kali Ia merasa sudah mulai keluar dari jalurnya.
Agar bisa kembali pada jalur yang sudah ditentukan yang merupakan wilayah profesi seorang humas. Ruang lingkup Humas meliputi hubungan publik internal (internal public relations) dan hubungan publik eksternal (external public relations).
Internal Public Relations
ü  Internal di sini adalah orang-orang yang merupakan bagian dari suatu instansi atau perusahaan tertentu. Dalam hal ini, seorang humas menjadi PR untuk orang-orang dalam instansi atau perusahaan tersebut, tentunya sesuai dengan jabatan atau kedudukannya masing-masing. Hal ini disesuaikan dengan sifat, jenis, atau karakteristik dari organisasi itu sendiri. Ruang lingkupnya meliputi:
1.    Employee Relations (Hubungan dengan para pekerja)
ü  Para pekerja di sini merupakan bagian yang berperan penting untuk mencapai tujuan perusahaan atau suatu instansi. Oleh karena itu, mereka harus dirangkul dengan membuat dan mempertahankan hubungan baik agar para pekerja juga dapat memberikan potensi terbaik mereka untuk kemajuan perusahaan.
ü  Caranya dengan berkomunikasi dengan mereka secara pribadi untuk mengetahui apa yang mereka inginkan atau bahkan yang mereka keluhan dalam pekerjaannya yang dapat menghambat kemajuan perusahaan.
ü  Menjaga hubungan baik ini dapat dilakukan dengan perlakuan yang adil, adanya ketenangan dan kenyamanan dalam bekerja, adanya perasaan diakui oleh perusahaan, adanya reward, ada pula sarana untuk menyalurkan perasaan mereka atau tempat mereka berekpresi seperti majalan intern, dan lain sebagainya
2.   Stockholder Relations (Hubungan dengan para pemegang saham)
ü  Dalam hal ini hubungan baik harus dibina dengan para pemegang saham. Mereka yang membantu perusahaan atau suatu instansi tetap bertahan. Hubungan yang terjadi haruslah hubungan yang sangat baik. Tidak peduli besar atau kecilnya saham mereka.
ü  Untuk menjaga hubungan dengan para pemegang saham, kita bisa melakukan hal-hal sebagai berikut.
ü  Memberikan selamat kepada para pemegang saham yang baru agar mereka merasa dianggap dan dihargai oleh perusahaan atau instansi kita.
ü  Selalu memberikan laporan perkembangan perusahan secara berkala agar mereka mendapatkan informasi perkembangan sahamnya dengan baik.
ü  Mengirimkan majalah perusahaan agar mereka mengetahui informasi-informasi terbaru dalam perusahaan atau juga majalah ektern yang juga memberitakan tentang perkembangan perusahaan atau instansi.
ü  Mengadakan pertemuan-petemuan agar tercipta hubungan yang harmonis, adanya saling pengertian dan peningkatan kepercayaan para pemegah saham.
3.    Labour relations (Hubungan dengan para buruh)
ü  Dalam hal ini seorang PR bertugas untuk menjaga hubungan baik antara pimpinan dengan para buruh. Hal ini dilakukan untuk menjaga terjadinya kesalahpahaman dan hubungan yang buruk antara atasan dan bawahan.
4.    Manager relations (Hubungan dengan para manajer)
ü  Manajer adalah orang-orang terpilih yang berandil besar dalam menentukan kebijakan perusahaan. Oleh karena itu, hubungan baik harus dijaga. Caranya bisa dengan memberikan tunjangan jabatan, adanya coffe morning, mobil dinas, rumah dinas, dan lain sebagainya.
5.    Human relations (Hubungan sesama manusia)
ü  Ini menyangkut hubungan yang baik yang harus dibina oleh perusahaan dengan seluruh warga perusahaan sebagai manusia agar timbul rasa persaudaraan, kesetiakawanan, dan nantinya akan memunculkan team work yang baik untuk mencapai tujuan instansi atau perusahaan.
ü  Ini adalah tugas seorang humas dalam menjaga hubungan baik dengan pihak luar. Hal ini untuk menciptakan nama baik yang sangat penting untuk perusahaan atau instansi. Bentuk-bentuk hubungannya yaitu sebagai berikut.
1.    Press relations
Kegiatannya meliputi press release, press conference, press interview, press room, press reception, dan adanya press tour
2.    Government relations
Menjaga hubungan baik dengan pemerintah diperlukan karena akan banyak sekali kepentingan-kepentingan yang di dalamnya terdapat peran pemerintah. Salah satu caranya dengan mensponsori kegiatan-kegiatan pemerintahan.
3. .    Community relations
Menjaga hubungan baik dengan warga setempat agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Salah satu caranya dengan memberikan beasiswa
4. Customer relations
Menjaga hubungan baik dengan para pelanggan karena mereka adalah aset terbesar yang menguntungkan perusahan. Caranya dengan memberikan kalender, merchandise, dan sebagainya.
5.    Consumer relations
Menjaga hubungan baik dengan para konsumen agar apa yang kita pasarkan dapat diterima baik oleh konsumen. Caranya dengan memberikan info yan lengkap mengenai produk atau jasa yang ditawarkan.
Menurut Morissan (2006) ruang lingkup pekerjaan humas dapat dibagi menjadi empat bidang pekerjaan, yaitu:
1. Publisitas
Yaitu kegiatan menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi atau perusahaan di media massa. Dengan kata lain publisitas adalah upaya orang atau organisasi agar kegiatannya diberitakan media massa. Publisitas lebih menekankan pada proses komunikasi satu arah, sedangkan humas adalah komunikasi dua arah. Publisitas merupakan salah satu alat dalam kegiatan humas, namun humas tidak akan dapat berbuat banyak tanpa publisitas.
2. Pemasaran
Tujuan pemasaran adalah untuk menarik dan memuaskan klien atau pelanggan dalam jangka panjang dalam upaya mencapai tujuan ekonomi perusahaan. Tanggung jawab utama pemasaran adalah membangun dan mempertahankan pasar bagi barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan. Proses hubungan antara perusahaan dan pelanggannya ini sering disebut dengan istilah marketing relations atau hubungan pelanggan
3. Public Affairs
Cutlip-Center-Broom (Morissan, 2006) mendefinisikan public affairs sebagai bidang khusus publik yang membangun dan mempertahankan hubungan dengan pemerintah dan komunitas lokal agar dapat mempengaruhi kebijakan publik. Definisi ini menunjukkan bahwa terdapat dua pihak yang menjadi fokus perhatian public affairs yaitu pemerintah dan masyarakat. Organisasi atau perusahaan harus menjalin hubungan yang harmonis dengan pemerintah karena pemerintah mengeluarkan peraturan yang harus dipatuhi oleh perusahaan.
4. Manajemen Isu
Manajemen isu (issues management ) merupakan upaya organisasi atau perusahaan untuk melihat kecenderuangan isu atau opini publik yang muncul di tengah masyarakat dalam upaya organisasi memberikan tanggapan atau respon yang sebaik-baiknya. Sebagaimana dikutip Morissa (2006), Cutlip-Center-Broom mengemukakan bahwa manajemen isu meliputi dua tindakan mendasar yaitu: (1) melakukan identifikasi awal terhadap isu yang memiliki potensi merugikan organisasi atau perusahaan, (2) memberikan tanggapan terhadap isu untuk meminimalisir konsekuensi dari munculnya isu.

C.     TUJUAN dan PRINSIP
Karena public relations adalah fungsi manajemen dalam melaksanakan kegiatan kamunikasi, maka pada dasarnya tujuan public relations adalah tujuan-tujuan komunikasi. Dalam realitas praktik public relations diperusahaan, tujuan public relations antara lain:
Secara umum
1.      Menciptakan pemahaman (Mutual Understanding) Antara Perusahaan dan Publiknya
2.      Membangun Citra Korporat (Corporate Image)
3.      Citra Korporat Melalui Program CSR
4.      Membentuk Opini Publik Yang Favorable
5.      Membentuk Good Will dan Kerja Sama
Secara khusus
1.      Untuk mengubah citra umum di mata khalayak sehubungan dengan adanya kegiatan-kegiatan baru yang dilakukan oleh perusahaan.
2.      Untuk meningkatkan bobot kualitas para calon pegawai
3.      Untuk menyebarluaskan suatu cerita sukses yang telah dicapai oleh perusahaan kepada masyarakat dalam rangka mendapatkan pengakuan.
4.      Untuk memperkenalkan masyarakat kepada masyarakat luas, serta membuka pasar-pasar baru
5.      Untuk mempersiapkan dan mengkondisikan masyarakat bursa saham atas rencana perusahaan untuk menerbitkan saham baru atau saham tambahan.
6.      Untuk memperbaiki hubungan antara perusahaan itu dengan khalayaknya, sehubungan dengan telah terjadinya suatu peristiwa yang mengakibatkan kecaman, kesangsian, atau salah paham di kalangan khalayak terhadap niat baik perusahaan.
7.      Untuk mendidik para pengguna atau konsumen agar mereka lebih efektif dan mengerti dalam memanfaatkan produk-produk perusahaan.
8.      Untuk meyakinkan khalayak bahwasanya perusahaan mampu bertahan atau bangkit kembali setelah terjadinya suatu krisis.
9.      Untuk meningkatkan kemampuan dan ketahanan perusahaan dalam menghadapi resiko pengambilalihan (take-over) oleh pihak-pihak lain.
10.  Untuk menciptakan identitas perusahaan yang baru
11.  Untuk menyebarluaskan informasi mengenai aktivitas dan partisipasi para pimpinan perusahaan organisasi dalam kehidupan sosial sehari-hari.
12.  Untuk mendukung keterlibatan suatu perusahaan sebagai sponsor dari suatu acara.
13.  Untuk memastikan bahwasanya para politisi benar-benar memahami kegiatan-kegiatan atau produk perusahaan yang positif, agar perusahaan yang bersangkutan terhindar dari peraturan, undang-undang, dan kebijakan pemerintah yang merugikan.
14.  Untuk menyebarluaskan kegiatan-kegiatan riset yang telah dilakukan perusahaan, agar masyarakat luas mengetahui batapa perusahaan itu mengutamakan kualitas dalam berbagai hal.

D.    FUNGSI MANAJEMEN
Istilah manajemen berasal dari kata kerja “manage”. Menurut George R. Terry manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lain. Di antara para ahli manajeman ada yang memandang manajemen sebagai sistem sosial, sebagai sistem keputusan kepemimpinan, sebagai entitas logis, sebagai sistem dan lainnya. Sedangkan Terry menganggapnya sebagai proses aktivitas yang terdiri dari empat sub-aktivitas. Keempat sub-aktivitas itu dalam dunia manajemen di kenal sebagai P.O.A.C. adalah singkatan dari:

a.       Planning       -    Perencanaan
b.      Organizing   -    Pengorganisasian
c.       Actuating      -    Penggiatan
d.      Controlling   -    Pengawasan

a.       Planning (Perencanaan)
Planning atau perencanaan adalah aktivitas menetapkan tujuan dan tindakan untuk mencapai tujuan. Dalam menyusun sebuah rencana diperlukan kemampuan meramalkan dan memvisualisasikannya. Pentingnya kemampuan meramalkan, karena dengan imajinasi dapat diperkirakan hambatan-hambatan yang mungkin dijumpai. Sedangkan pentingnya memvisualisasikan  suatu rencana, karena visualisasi memungkinkan siapa saja dapat melihat dan menghayati dengan cepat apa yang harus dilakukan untuk melaksanakan rencana yang disusun itu guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b.      Organizing (Pengorganisasian)
Organisasi merupakan jembatan yang menghubungkan rencana dengan pelaksanaan, yakni penggerakan atau penggiatan orang-orang yang akan dilibatkan dalam pencapaian tujuan. Pengorganisasian adalah kegiatan membagi-bagikan tugas kepada komponen aktivitas diantara para anggota kelompok.
c.       Actuating (Penggiatan)
Penggiatan berarti upaya mengerahkan sambil merangsang para anggota kelompok agar melaksanakan tugasnya dengan semangat. Penggiatan meliputi upaya-upaya memimpin, membimbing dan mengarahkan sehingga para anggota kelompok mempunyai otoaktivitas dan kreativitas dalam melaksanakan rencana dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
d.      Controlling (Pengawasan)
Controlling adalah tindakan memeriksa atau mengkaji apakh kegiatan-kegiatan yang dilakukan para anggota
kelompok sesuai dengan rencana. Pengawasan perlu dilaksanakan untuk memperoleh kepastian bahwa pekerjaan yang dilakukan selaras dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Robert N. Anthony, John Dearden dan Richard F. Vancil dalam bukunya “Manajemen Control Systems” menegaskan bahwa “Pengawasan manajemen adalak proses di mana para manajer memastikan bahwa sumber daya diperoleh dan digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi”.

E.     PERENCANAAN STRATEGI PR (Public Relation)
Perencanaan strategi bidang PR (public relation) memberikan satu model yang lebih logis. Langkah-langkah yang perlu dilakukan dikelompokkan ke dalam empat tahap. Model tersebut biasa disebut sembilan langkah strategi PR (public relation).

a.       Tahap satu : Penelitian Awal
Ø  Langkah 1 : analisis keadaaan
Ø  Langkah 2 : analisis organisasi
Ø  Langkah 3 : analisis publik

b.      Tahap Dua : Strategi

Ø  Langkah 4 : menentukan tujuan umum dan tujuan khusus
Ø  Langkah 5 : formulasi tindakan dan strategi respon
Ø  Langkah 6 : penggunaan komunikasi efektif
c.       Tahap Tiga :  Taktik
Ø  Langkah 7 : menentukan taktik komunikasi
Ø  Langkah 8 : implementasi rencana strategi
d.      Tahap empat : Penelitian evaluasi
Ø  Langkah 9 : evaluasi rencana strategi


F.      MENGGUNAKAN RISET
Sebuah program komunikasi pasti melalui proses riset terlebih dahulu. Secara umum, departemen PR menghabiskan sekitar 3 sampai 5 persen dari anggaran mereka untuk riset. Bahkan ada yang berpendapat harus 10 persen.
1.      Mencapai Kredibilitas dengan Manajemen
Kredibilitas organisasi/perusahaan dimana eksekutif perlu menyusun program pengembangan pasti membutuhkan fakta lapangan, bukan dugaan dan firasat untuk mencapai tujuan organisasi.
2.      Menetapkan Audiens dan Segmen Publik
Informasi rinci tentang demografi, gaya hidup, karakteristik, dan pola konsumsi khalayak membantu untuk memastikan bahwa pesan mencapai audiens yang tepat.
3.      Merumuskan Strategi
Kesalahan menyusun strategi akan membuat banyak anggaran terbuang percuma. Sehingga di sini ketepatan hasil riset menjadi sangatlah penting.
4.      Pesan / Copy Writing
Riset terhadap isi/materi pesan untuk menentukan pesan yang tepat untuk audience yang tepat pula.
5.      Membantu manajemen Keep in Touch
Dalam komunitas massa, manajemen puncak terisolasi dari perhatian terhadap karyawan, pelanggan, dan publik penting lainnya. Penelitian ini membantu menjembatani kesenjangan tersebut. Umpan balik ini sebagai masukan untuk eksekutif puncak untuk menyusun kebijakan dan strategi komunikasi yang lebih baik.
6.      Mencegah Krisis
Permasalahan yang berupa krisis organisasi banyak bersumber dari masalah operasional internal dan kaitannya dengan kepentingan dan kepuasan publik, bahkan lebih parah daripada masalah bencana alam atau lainnya, karena dari hal itulah citra perusahaan/organisasi dipertaruhkan.
7.      Memantau Kompetisi
Perusahaan yang cerdas akan melacak apa yang dilakukan pesaing. Hal ini dilakukan melalui riset konsumen, meminta mengomentari produk bersaing, analisis isi dari liputan media, dan ulasan industri dalam jurnal perdagangan. Penelitian semacam ini sering membantu sebuah organisasi bentuk komunikasi pemasaran dan strategi untuk melawan kekuatan pesaing dan memanfaatkan kelemahan apapun.
8.      Pengaruh Opini Publik
Fakta-fakta dan angka, dikumpulkan dari berbagai sumber-sumber primer dan sekunder, dapat mengubah opini publik.
9.      Menghasilkan Publisitas
Jejak pendapat dan survey dapat menghasilkan publisitas untuk sebuah organisasi. Banyak survey tampaknya terutama dirancang dengan program publikasi melalui benak audience.
10.  Mengukur Kesuksesan
Dasar dari setiap program PR adalah seberapa banyak waktu dan uang yang dihabiskan untuk mencapai tujuan.

G.     STRUKTUR DAN BENTUK EVALUASI HUMAS
Evaluasi humas dengan keberhasilannya bukan sekedar menilai mekanisme kegiatan kerja humas (tahapan penelitian perencanaan, penyusunan program, komunikasi dan evaluasi). Tetapi evaluasi secara manajerial humas dalam rangka proses fungsi manajemen pengawasan hasil kegiatan melalui standar tertentu. Ada dua macam evaluasi hasil humas: kualitatif dengan cara observasi dan perbandingan perkembangannya serta kuantitatif menggunakan statistik, perkembangan pada interval tertentu dan perbandingan naik/turunnya. Di samping itu juga secara manajerial menilai terlebih dahulu kejelasan tujuan dan sasaran organisasi, sejauh mana hasilnya untuk dicapai yang pada gilirannya dijadikan standar evaluasi. Frank Jefkins mengemukakan lebih kurang sembilan tujuan humas yang tentunya berbeda bagi tiap-tiap organisasi. Yang penting program evaluasi humas harus diukur dengan cara menjawab delapan pertanyaan, antara lain apakah program dirancang, jangka waktu dan siapakah sasaran publik. Metode pengukuran dan penelitian, dapat meliputi:
1.      Evaluasi berdasarkan sumber,
2.      pengumpulan pendapat dan sikap melalui wawancara sampel responden, segmen publik (riset pemasaan, pendapat umum),
3.      penelitian/opini publik,
4.      menurut perkembangan grafik persentase publik yang memahami.
5.      Bentuk standar evaluasinya: cara statistik, umpan balik media, peningkatan pemahaman, dan riset sendiri.

H.    RANCANGAN EMERGENSI HUMAS
“Suatu krisis adalah situasi yang merupakan titik balik (turning point) yang dapat membuat baik atau buruk. Jika dipandang dari kacamata bisnis “Titik krisis merupakan penentu untuk selanjutnya”. (Ruslan, 1994 : 98)
Dampak dari krisis adalah kemelut yang merupakan malapetaka yang dapat merugikan organisasi itu sendiri maupun komunitas sekitar. Dengan adanya krisis akan meresahkan masyarakat sekitar, bahkan secara tidak langsung dapat mengancam citra organisasi. Dampak lain dari krisis adalah kehilangan kepercayaan dan buruknya reputasi organisasi di mata masyarakat. Langkah pertama dalam penanganan krisis adalah identifikasi penyebab krisis untuk mengetahui tipe, jenis, tahapan-tahapan yang sedang terjadi karena identifikasi yang benar akan menghasilkan strategi antisipasi yang tepat. Untuk itu hal pertama yang dilakukan oleh public relations adalah segera menentukan tipe dari krisis karena keseluruhan respon yang diambil akan bergantung pada tipe dan durasi dari scenario yang memungkinkan akan terjadi.
Linke mengelompokkan krisis dalam empat jenis berdasarkan jangka waktu terjadinya serta antisipasi yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen dalam menghadapi krisis yaitu : (Linke, 1989 : 167)
1.      The exploding crisis, krisis ini adalah sesuatu yang terjadi diluar kebiasaan, misalnya : kebakaran, kecelakaan kerja atau peristiwa
2.      yang dengan mudah dapat dikategorikan dan dikenali yang mempunyai dampak langsung.
3.      The immediate crisis, yaitu sebuah kejadian yang mungkin membuat pihak manajemen terkejut, tetapi masih ada waktu untuk mempersiapkan respon dan antisipasi terhadap krisis tersebut. Misalnya : pengumuman pemerintah tentang ambang batas pencemaran, adanya skandal kerja.
4.      The building crisis, yaitu sebuah krisis yang sedang dalam proses dan antisipasi. Krisis ini dapat dirasakan kedatangannya oleh pihak manajemen sehingga pihak manajemen sudah mempunyai antisipasi. Misalnya negosiasi dengan buruh.
5.      The continuing crisis, yaitu masalah kronis yang dialami suatu lembaga dan memerlukan waktu yang panjang untuk muncul menjadi sebuah krisis dan bahkan mungkin tidak dikenali sama sekali, misalnya masalah isu keamanan.
Menurut Steven Fink, seorang konsultan krisis dari Amerika mengembangkan konsep anatomi krisis yang dibagi atas empat tahap. Tahap-tahap tersebut saling berhubungan dan membentuk siklus. Lamanya masing-masing tahap tersebut tergantung pada sejumlah variable. Terkadang keempat tahap berlangsung singkat, tetapi ada kalanya membutuhkan waktu berbulan-bulan. Misalnya jenis bahaya, usia perusahaan, kondisi perusahaan, ketrampilan manajer, dan sebagainya.

Empat tahap atau fase tersebut adalah : (dalam Ruslan, 1994 : 93-103)
1.      Tahap Prodromal
Suatu krisis besar biasanya bermula dari krisis yang kecilkecil sebagai pertanda atau gejala awal (sign of crisis) yang akan menjadi suatu krisis sebenarnya yang akan muncul dimasa yang akan datang. Pada tahap ini sebenarnya sudah diketahui gejala-gejalanya, tetapi tidak ditanggapi dengan serius atau tanpa mengambil tindakan pengamanan tertentu.
2.      Tahap Akut
Bila prakrisis tidak terdeteksi dan tidak segera diambil tindakan yang tepat, maka akan menimbulkan masalah yang lebih fatal. Tahap akut adalah tahap antara, yang paling pendek waktunya bila dibandingkan dengan tahap-tahap lainnya. Namun salah satu kesulitan besar dalam menghadapi krisis pada tahap akut adalah intensitas dan kecepatan serangan yang datang dari berbagai pihak yang menyertai tahap ini. Kecepatan ditentukan oleh jenis krisis yang menimpa perusahaan atau organisasi, sedangkan intensitas ditentukan oleh kompleks permasalahan. Meskipun tahap ini merupakan krisis yang berlangsung secara singkat, tetapi masa akut ini adalah masa yang cukup menegangkan dan paling melelahkan untuk ditangani.
3.      Tahap Kronis
Adalah masa pemulihan citra (image recovery) dan merupakan upaya meraih kepercayaan kembali dari masyarakat. Masa krisis kronis berlangsung cukup panjang tergantung pada jenis dan bentuk krisisnya. Tahap kronis juga merupakan masa untuk mengadakan instropeksi kedalam dan keluar tentang kenapa dan mengapa krisis bisa terjadi?. Masa ini juga sangat menentukan berhasil atau tidaknya melewati masa krisis, bila terjadi keguncangan manajemen dan kebangkrutan perusaaan atau organisasi.
4.      Tahap Resolusi
Tahap ini adalah tahap penyembuhan (pulih kembali) dan tahap terakhir dari empat tahap krisis. Pada masa ini, perusahaan atau organisasi yang bersangkutan akan bangkit kembali seperti sedia kala. Setelah melalui proses perbaikan dan pemulihan sistem produksi, pelayanan jasa, strukturalisasi manajemen dan operasionalisasi. Setelah itu baru memikirkan pemulihan citra (image recovery) dan mengangkat nama perusahaan dimata khalayak dan masyarakat luas lainnya. Pada tahap ini secara operasional, personel dan manajemen menjadi lebih matang dan mantap, karena sudah melaui proses perbaikan dan restrukturalisasi dan lain sebagainya. Khususnya bagi praktisi Public Relations akan lebih siap dengan kiat manajemen krisis untuk mengantisipasi hal serupa dikemudian hari.

I.       PERENCANAAN DAN PENULISAN (PEMROGRAMAN)
Perencanaan adalah tahap awal yang menentukan proses penulisan lebih lanjut. Perencanaan dan pemograman merupakan segala informasi atau data masukan atau input yang diperoleh berkaitan dengan hal atau permasalahan yang dihadapi ke dalam bentuk rencana tindakan untuk pemecahannya. Perencanaan Public Relations merupakan suatu proses berkesinambungan dan selalu memerlukan peninjauan agar tindakan yang diambil sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam perencanaan program antara lain: sifat, waktu dan lingkungan. Perencanaan juga harus memperhatikan situasi di dalam maupun di luar organisasi, serta pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan tersebut.
Tahap dalam perencanaan mencakup :
1.      Merumuskan maksud atau tujuan menulis
2.      tulisan untuk mata atau untuk telinga
3.      tulisan harus didasarkan oleh pokok pikiran (tema sentral)
4.      Menganalisis khalayak atau orang yang menjadi sasaran pesan
5.      Menetapkan media

J.      IMPLEMENTASI (Pelaksanaan Program)
Pelaksanaan program merupakan tahap dimana rencana program yang telah ditetapkan dilaksanakan atau diimplementasikan ke dalam suatu bentuk program aksi sebagai langkah nyata pemecahan masalah PR yang dihadapi. Pelaksanaan Program ini dapat berupa program tindakan maupun program komunikasi yang kesemuanya merupakan cara atau proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Tahap penulisan merupakan implementasi hal-hal yang ditetapkan pada tahap perencanaan. Ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan pada tahap ini, yaitu :
1.      Terlalu bertele-tele
2.      Memasukkan materi-materi yang tidak relevan dengan tema sentral.
3.      Tumpang-tindih informasi
4.      Informasi dan gagasan terlalu sedikit
Cara untuk menghindari kesalahan-kesalahan tersebut adalah :
1.      Biasakan membuat draf
2.      Tulisan sederhana, jelas, dan mengarah
3.      Mengelola bentuk dan teknik penyajian pesan
Evaluasi (Editing & Rewriting)
Tahap ini adalah tahap untuk melakukan cek terhadap hasil tulisan anda. Mungkin ada kata-kata yang perlu diganti dengan kata-kata yang lebih manis dan menarik.

No comments:

Post a Comment