MAKALAH NAMA DAN PENGERTIAN ILMU KALAM




Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain:ilmu ushuluddin (pokok-pokok agam), ilmu fiqih, fiqh al-akbar, dan teologi islam. Disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah SWT.Didalamnya dikaji pula tentang asma’(nama-nama) dan af’al(perbuatan-perbuatan)Allah yang wajib, mustahil, dan ja’iz, juga sifat yang wajib, mustahil, dan, ja’iz, bagi Rasul-Nya.
Sedangkan menurut Ibnu Kaldun ilmu kalam adalah displin ilmu yang mengandung berbagai argumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dalil-dalil rasional.

SUMBER-SUMBER ILMU KALAM
    Sumber-sumber ilmu kalam sebagai berikut ini.
1.Al-Qur’an
Sebagai sumber ilmu kalam,Al-Quran banyak menyinggung hal yang berkaitan masalah ketuhanan,diantaranya adalah:
a.Q.S Al-Ikhlas(112):3-4
b.Q.S Asy-Syura(42):7
c.Q.S Al-Furqan(25)59.
d.Q.S Al-Fath(48):10. Dan lainnya.
2.Hadis
Ada pula hadis yang kemudian dipahami sebagian ulama sebagai prediksi nabi mengenai kemunculan berbagai golongan dalam ilmu kalam, yaitu
Hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, ‘’Orang-orang Yahudi akan terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan.’’
Hadis yang diriwayatkan dariAbdullah Bin Umar.Ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda,’’Akan menimpa uamatku apa yang pernah menimpa Bani Israil. Bani Israil telah terpecah belah menjadi 72 golongandan umatku akan terpecah belah menjadi 73 golongan. Sumua itu akan masuk neraka kecuali satu golongan saja,’’Siapa itu wahai Rasulullah?’’tanya para sahabat. Rasulullah menjawab, ‘Mereka adalah yang mengikuti jejakku dan sahabat-sahabatku’
sering dikatakan bahwa hadis-hadis seperti itu lebih dimaksudkan sebagai peringatan bagi para sahabat dan umat nabi tentang bahayanya perpecahan da pentingnya persatuan.
3.Pemikiran Manusia
Pemikiran manusia dalam hal ini, baik berupa prmikiran umat islam sendiri atau pemikran ayang berasal dari luar umat islam.
Sebelum Yunani masuk dan berkembang didunia Islam, umat Islam sendiri telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-Qur’an, terutama yang belum jelas maksudnya (al-mutayabihat). Keharusan untuk menggunakan rasio ternyata memdapat pijakan dari beberapa ayat Al-Qur’an, diantaranya:
Artinya:
‘’Maka apakah meraka tidak memperhatikan Al-Quran ataukah hati mereka terkunci.’’
(Q.S.Muhammada[47];24)
4.Insting                       
Secara insting manusia selalu ingin bertuahan. Oleh sebab itu, kepercayaan adanya Tuhan telah berkembang sejak adanya manusia pertama. Abbas Mahmood Al-Akkad mengatakan bahwa keberadaan mitos merupakan asal-usul agama dikalangan orang-orang primitif.
Dari uraian diatas disimpulkan bahwa secara historis, ilmu kalam bersumber pada Al-Qur’an, hadis, pemikiran manusia, dan insting. Ilmu kalam adalah sebuah ilmu yang mempunyai objek tersendiri, tersistematisasikan, dan mempunyai metodologi tersendiri. Dikatakan oleh Mushtafa Abd Ar-Raziq bahwa ilmu ini bermula ditangan pemikir Mu’tazilah, Abu Hasyim, dan kawannya Imam Al-Hasan bin Muhammad bin Hanafiah. Adapun orang yang pertama membentangkan pemikiran kalam secara lebih baik dengan logikanya adalah Imam Al-Asy’ari, tokoh ahli sunnah wa al jamaah, melalui tulisan-tulisannya yang terkenal, yaitu Al-Muqalat,dan Al-Ibanah An-Ushud Ad-Diyanah.

SEJARAH KEMUNCULAN PERSOALAN-PERSOALAN KALAM
Menurut Harun Nasution, Ketegangan antara Mu’awiyah dan Ali mengkristal menjadi perang Siffin, yang berakhior pada keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali yang menerima tipu muslihatAmr bin Al-Ash, sebagian dari kelompok ali, memandang Ali telah berbuat salah sehingga mereka meninggalkan barisannya (khawarij). Dari persoalan tersebut meninggalkan tiga aliran teologi.
1. Khawarij
Secara etimologis kata khawarij berasal dari bahasa Arab, yaitu kharajayang berarti keluar, muncul, timbul atau memberontak. Khawarij dan Doktrin-doktrin pokoknya
a.Khalifah harus dipilihsecara bebas oleh seluruh umat islam
b.Khalifah tidak harus dari keturunan Arab.
c.Khalifah dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan syariat islam.
d.Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah terjadi tahkim ia dianggap telah menyeleweng.
f.Muawiyah dan Amr bin Al-Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap menyeleweng  dan kafir.
g.Pasukan perang Jamal yang melawan Ali juga kafir.
h.Seseorang yang berbuat dosa besar adalah kafir dan wajib dibunuh
i.Setiap muslim harus bergabung dengan kelompok mereka, bila tidak ia wajib diperangi, karena hidup dalam Negara musuh(dar al-harb), sedangkan golongan mereka berada dalam Negara islam(dar al-islam)
j.Amar ma’ruf nahi munkar
k.Quran adalah makhluk
l.Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
Doktrin yang dikembangkan khawarij dikategorikan tiga kelompok, yaitu politik, teologi, dan social. Melihat pengertian politis
2.Murjiah
Nama Murji’ah diambil dari kata irja atau arja’a yang bermakna penundaan, penangguhan, dan pengharapan
Berkaitan dengan doktrin teologi Murji’ah Abu ‘A’ la Al-Maududi menyebutkan dua doktrin pokok, yaitu:
a.       Iman adalah percaya kepada Allah dan Rasul-Nya saja. Adapun amal atau perbuatantidak merupakan suatu keharusan bagi adanya iman. Berdasarklan hal ini, seseorang tetap dianggap mukmin walaupun meninggalkan perbuatan yang difardukan dan melakukan dosa besar.  
b.      Dasar keselamatan adalah iman semata. Selama masih ada iman di hati, setiap maksiat tidak dapat mendatangkan mudarat ataupun gagasan atas seseorang. Untuk mendapatkan pengampunan, manusia cukup hanya dengan menjauhkan dari dari syirik dan mati dalam keadaan akidah tauhid
Mu’tazilah
Secara harfiah kata Mu’tazilah berasal dari I’tazala yang berarti beroisah atau memisahkan diri, yang berarti juga menjauh atau menjauhkan diri. Secara teknis istilah Mu’tazilah menunjuk pada dua golongan.
Golongan pertama(Mu’tazilah I) muncul sebagai respon politik murni. Golongan ini muncul sebagai kaum netral politik, khususnya dalam arti bersikap lunak dalam menangani pertentangan antara Ali dan lawan-lawannya, terutama Muawiyah, Aisyah, dan Abdullah bin Zubeir.
Golongsn kedua selanjutnya(Mut’tazilah II) muncul sebagai respon persoalan teologis yang berkembang dikalangan Khawarij dan Murji’ah akibat adanya tahkim. Golongan ini muncul karena mereka berbeda pendapat dengan golongan Khawarij dan Murjiah.
Syi’ah
golongan syi’ah, yaitu antara lain sebagai berikut:
1.   Syi’ah menurut bahasa adalah pendukung atau pembela. Syi’ah Ali adalah pendukung atau pembela Ali. Syi’ah Mu’awiyah adalah pendukung Mu’awiyah. Pada zaman Abu Bakar, Umar dan Utsman kata Syi’ah dalam arti nama kelompok orang Islam belum dikenal. Kalau pada waktu pemilihan kholifah ke-tiga ada yang mendukung Ali, tetapi setelah ummat Islam memutuskan memilih Utsman bin Affan, maka orang-orang yang tadinya mendukung Ali, akhirnya berbai’at kepada Utsman termasuk Ali. Jadi, belum terbentuk secara faktual kelompok ummat Islam bernama Syi’ah.
2.   Pendapat mengenai awal mula lahirnya Syi’ah ada dua yaitu:
a.    Sebagian menganggap Syi’ah lahir langsung setelah wafatnya Nabi Muhammad saw, yaitu pada saat perebutan kekuasaan antara golongan Muhajirin dan Anshar di Balai Pertemuan Saqifah Bani Sa’idah. Pada saat itu muncul suara dari Bani Hasyim dan sejumlah kecil Muhajirin yang menuntut kekhalifahan bagi ‘Ali bin Abi Thalib. Sebagian yang lain menganggap Syi’ah lahir pada masa akhir kekhalifahan ‘Utsman bin ‘Affan atau pada masa awal kepemimpinan ‘Ali bin Abi Thalib.
b.   Pendapat yang paling populer adalah bahwa Syi’ah lahir setelah gagalnya perundingan antara pihak pasukan Khalifah ‘Ali dengan pihak pemberontak Mu’awiyah bin Abu Sufyan di Shiffin, yang lazim disebut sebagai peristiwa tahkîm atau arbitrasi. Akibat kegagalan itu, sejumlah pasukan ‘Ali memberontak terhadap kepemimpinannya dan keluar dari pasukan ‘Ali. Mereka ini disebut golongan Khawarij. Sebagian besar orang yang tetap setia terhadap khalifah disebut Syî’atu ‘Alî (pengikut ‘Ali).
3.   Terdapat banyak tokoh-tokoh pada golongan syi’ah hanya saja yang paling populer seperti ‘Ali bin Abi Thalib, Hasan bin ‘Ali, Husain bin ‘Ali, terdapat pula dua tokoh Ahlulbait yang mempunyai pengaruh dan andil yang besar dalam pengembangan paham Syi’ah, yaitu Zaid bin ‘Ali bin Husain Zainal ‘Abidin dan Ja’far al-Shadiq.
4.   Terdapat 4 kelompok utama pada syi’ah yaitu kelompok Sabaiyyah, Tawwabun, Al kisaniyyah, Al Mughiriyyah.
5.   Terdapat 11 ajaran-ajaran yang dibawa oleh Syi’ah yaitu Ahlulbait, Al-Badâ’, Asyura, ‘Ishmah, Mahdawiyah, Marja’iyyah atau Wilâyah al-Faqîh, Raj’ah, Taqiyah, Tawassul, serta Tawallî dan tabarrî.
PELAKU DOSA BESAR MENURUT SEMUA ALIRAN DALAM ILMU KALAM
A.Menurut khawarij tentang pelaku dosa besar
Ciri yang menonjol dari aliran khawarij adalah watak ekstrimitas dalam memutuskan persoalan-persoalan kalam. Kaun khawarij umunya terdiri dari orang-orang arab badawi.sebagai orang badawi mereka tetap jauh dari ilmu pengetahuan. Ajaran-ajaran islam sebagai terdapat dalam alquran dan hadits, mereka artikan menurut lafaznya dan harus dilaksanakan sepenuhnya. Oleh karna itu iman dan paham mereka merupakan iman dan paham orang yang sederhana dalam pemikiran lagi sempit dan fanatik. Kaum khawarij memasuki persoalan kufr: siapakah yang kafir dan keluar dari islam.dan siapakah yang disebut mukmin dan dengan demikian tidak keluar dari, tetapi tetap dalam, islam. Pendapat tentang siapa yang sebenarnya masih Islam dan siapa yang telah keluar dari islam dan menjadi kafir serta soal-soal yang bersangkut-paut dengan hal ini tidak selamanya sama, sehingga timbullah berbagai golongan dalam kalangan khawarij.
1.Al-muhakkimah
2.Al-azaqirah
3.Al-Najdat
4.Al-Sufriah
5.Al-Ibadah

STUDI KRITIS TERRHADAP ILMU KALAM
A.    Aspek Estimologi Ilmu Kalam
Yang dimaksud epistimologi adalah cara yang di gunakan oleh para pemuka aliran kalam dalam menyelesaikan persoalan kalam, terutama ketika menafsirkan Al Qur’an.
Diantara kritik dalam aspek epistimologi ilmu kalam, adalah:
1.       Aduan Amal dan Samsu Rizal Panggabean
Mereka melihat bahwa penafsiran kalangan Asy’ariyah pada kenyataannya merupakan tanggapan terhadap kebutuhan sejarah, yakni untuk membela sudut pandang golongan Ahlus sunnah.
2.      Muhammad Husein Adz Dzahabi
Ia melihat bahwa ada kecenderunagn para pemuka aliran kalam untuk mencocok-cocokkan Al-Qur’an dengan pandangan madzhabnya.
3.       M. Iqbal
Berkaitan dengan kritik yang ditujukan kepada epistimologi ilmu kalam, M. Iqbal melihat adanya anomali (penyimpangan) lain yang melekat dalam literature ilmu kalam klasik.
1.      Sumber Kebenaran.
Semua aliran dalam pemikiran kalam berpegang  kepada wahyu sebagai sumber pokok.
2. Metode.
Bahasa  merupakan aspek yang mendominasi tradisi pemikiran kalam, terutama bila mereka (mutakallimin) yang ahli di bidang  ini ingin mengeluarkan sebuah produk hukum atau  ajarannya.
3.      Validitas atau Keabsahan Kebenaran Dalam Ilmu Kalam.
Berdasarkan objek pembahasan ilmu kalam, yakni eksistensi Tuhan dan sifat-sifat Nya dalam hubungannya dengan alam semesta serta manusia,  metode yang digunakan adalah deduktif dengan menjadikan eksistensi Tuhan sebagai suatu hal yang diyakini kebenarannya..
B.     Aspek Ontologi Ilmu Kalam
Dalam kata khalifah terkandung makna pergantian generasi sebelumnya, kepemimpinan dan pergantian arah untuk menegakkan hukum-hukum-Nya di bumi.
Tentunya dalam melaksanakan mandatnya itu harus sesusai dengan syariat.
1.       Aplikasi Khalifah dalam Bidang Politik
Dalam hal ini, ada beberapa etika yang harus dijalankan oleh setiap pemimpin politik, diantaranya :

1. Pengenalan diri dan kesiapan menjadi pemimpin
2. Beragama dan bertaqwa kepada Tuhan
3. Berlaku adil
4. Berlaku jujur
5. Amanah
6. Menepati janji
7. Berilmu pengetahuan
8. Memiliki keberanian
9. Dermawan
10. Kasih saying
11. Memiliki kesabaran
12. Menegndallikan diri dan memiliki masa lalu
13. Memiliki kekuatan
14. Memiliki kemampuan manajeria
2.      Aplikasi Khilafah Dalam Bidang Hukum
Aplikasi khilafah dalam bidang hukum berarti pula menegakkan hukum dengan adil, termasuk didalamnya adalah memberi keputusan yang adil.
Berikut adalah interpretasi yang dikemukakan Nur Kholis Madjid dalam kaitannya dengan interpretasi surat Al - Baqarah ayat  30 :
a.       Kisah ini menunjukkan martabat manusia yang sangat tinggi yaitu sebagai khalifah atau wakil Tuhan di bumi.
b.      Martabat itu bersangkutan dengan konsep bahwa alam dengan segala isinya diciptakan untuk manusia se4rta menjadi bidang garapan dan tempat pelaksanaa tugasnya.
c.       Martabat itu juga berkaitan dengan nilai kemanusiaan universal.
d.       Untuk menjalankan tugasnya sebagai khalifah Alah di muka bumi, manusia dilengkapi dengan ilmu pengetahuan.
e.       Kelengkapan martabat manusia adalah kebebasan yang mengenal batas.
f.       Pelanggaran terhadap batas membuat manusia jatuh, tidak terhormat.
g.       Dorongan untuk melanggar batas adalah nafsu serakah yaitu perasaan yang tidak pernah puas dengan anugerah Tuhan.
C. Aspek  Aksiologi dalam Ilmu Kalam
Landasan aksiologi ilmu menyangkut permasalahan pertama, apakah ilmu mendekatkan manusia pada kebenaran Tuhan itu sendiri. Kedua, apakah ilmu bermanfaat bagi kehidupan manusia itu sendiri. Ketiga, apakah ilmu itu bebas nilai atau tidak bebas nilai, sebab nilai-nilai menyatu dengan ilmu itu sendiri.

No comments:

Post a Comment