Secara historis dakwah islam masuk dan
menguasai afrika utara dan dijadikan sebagai salah satu bagian provinsi dari
dinasti umayah. Penguasaan sepenuhnya atas wilayah afrika utara terjadi di
jaman khlifah abdul malik. Penaklukan atas afrika utara itu dari
pertama kali dikalahkan menjadi salah satu provinsi dari khlifah bani umayah
mamakan waktu kurang lebih 35 tahun yaitu mulai tahun 30 H-thun 83 H. Wilayah
afrika utara inilah yang kemudian menjadi batu loncatan untuk masuknya islam
didataran eropa, yaitu spanyol.
Mayoritas bangsa-bangsa di afrika utara
adalah muslim, yang banyak di pengaruhi oleh kaum sufisme dimana mereka sangat
berperan besar dalam mengorganisir komunitas pedalaman dan beberapa rezim
negara. Wilayah perkotaan menggunakan bahasa arab dalam percakapan dan
kebudayaan meskipun di wilayah afrika selatan saharan dan wilayah pegunungan
menggunakan bahasa berber sebagai bahasa umum dan menjadi basis bagi identitas
kultural.
Sejak periode awal islam sampai abad
19, sejarah masyarakat muslim afrika utara berlangsung dalam dua motif utama,
yaitu pembentukan negara dan islamisasi.
A.
Tunisia
Hampir sejak awal diperkenalakan islam
di tunisia, mayoritas penduduk muslim negeri ini merupakan kaum sunni yang
mbermadhab Hanafi dan Maliki. Tetapi untuk kepuasan batin gerakan islam di
tunisia tidak lepas dari penganut tarekat. Disisni banyak sekali tarekat yang
tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Namun ada empat tarek
terbesar adalah Qodariah, Rahmaniah, Isawa, dan tijaniah.
Tunasia telah menjadi pusat suatu
peradaban yang telah berkembang dan perjalanan sejarahnya berhasil
memepertahankan masyarakat yang ditandai dengan kemajuan ekonomi, pertanian,
dan perdagangan yang pesat. Yang diperintah oleh kalangan aristokrasi yang
dipegang oleh orang tuan tanah, pedagang besar, dan cerdik pandai
diperkotaan. Beberapa rezim islam dan kultur islam diperkenalkan oleh wolayah
timur dan dan beberapa periode.
Pada abad ke-20, sebagaimana banyak
negera yang menglami kebangikitan islam, gerakan dakwah di tunisia terlepas
dari ulam mapan upaya utama untuk mengorganisasi gerakan islamis dipakistan
bernama kelompok penyeru dan penyampai, atau bisa di sebut kelompok dakwah.
Kelompok-kelompok yang muncul di tunisia memiliki pokus-pokus perhatian yang
berbed. Fokus dakwah lebih tertuju pada indivdu daripada masyarkat islam secara
keseluruhan atau pemikiran islam, yang menjadi karakter (MTI) dan kaum islamis
progresif yang belakangan muncul. Tujuan akhir dakwah adalah membangun
masyarakat islam, tetapi pendekatannya dari bawah keatas, sebagai pembangun
masyrakat, induvidu harus diperbaharui terlebih dahulu sebelum masyrakat di
perbaharui.
B.
Maroko
Mayoritas penduduk maroko adalah
beragama islam termasuk kedalam golongan muslim suni, maka tak heran sepanjang
perjalanan sejarah negeri ini banyak di pelopori oleh gerakan pembaruan yang
berawal dari gerakan tarekat. Sementara itu, ermes gelner merumuskan bahwa
model yang paling berpengaruh tentang sejarah islam dimaroko adalah sepanjang
islam di maroko terombang-ambing antara kaum borjuis kota yang mlek huruf,
huritan skrifturalis, dan agama suku burta huruf di pedeaan.
Gerakan dakwah islam berupa gerakan
pembaruan di maroko di awali dengan kebangkitannya kembali al murobitun pada
abad kesebelas dan al muwahidun pada abad ke dua belas. Akan tetapi, repormisme
modern sering dianggap pada mula sultan sidi Muhammad 1757 sampai 1790. Dalam
grakannya berusaha untuk menerapkan hukum islam yang ketat dan menghapus bid’ah
di kota maupun desa, mengecam para dukun yang mengguakan sufisme untuk
mengekfloitasi bangsa yang sudah tertipu serta para sufi ekstremis yang tidak
mematuhi hukum islam walaupun sebenarnya sultan sidik tergabung dalam tarekat
sufi nasiriyah gerakannya tersebut kemudian dilanjutkan oleh putranya yang
bernama maulay sulaiman yang sekaligus merupakan plopor pembaruan islam di
maroko pada abad ke-20.
Dengan demikian, sepanjang perjalanan
gerakan dakwah di maroko lebih diwarnai pada gerakan dalam bentuk tarekat yang
kemudian banyak didistorsi oleh pemerintah sehingga pada dakwahnya lebih pada
perpaduan pada bentuk sufisme (tarekat) dan pemerintahan yang berkuasa.
C.
Libiya
Libiya merupakan negara dari
pemerintahan utsmani yang memberikan rejim utama diwilayah tripolitania, sirenaica,
dan fezzan. Serangkaian infasi pada ke-7 telah menimbulkan dan mewarnai proses
arabisasi dan islamisasi negeri ini, akan tetapi tidak diiringi pembentukan
rejim yang memusat.
Usaha tersebut kemudian diperluas oleh
islamisasi hukum libiya pada oktober 1971. Pereaturan-peratuan baru yang
diturunkan dari perkatik hukum madzhab maliki dibuat untuk mempertahankan
hukum-hukum yang ada sesuai degan perinsif-prinsif syari’ah dan hukum adat
(urf) apabila dipandang dapat diterapkan pada prinsifnya rejim mendapatkan dua
pendekatan dengan pendapat bahwa persoalan doktrin agama adalah suci tetapi
isu-isu sekuler dapat menjadi bahan ijtihad. Sementara itu hanya sebagian sunah
yang dapat dijadikan hukum syari’ah, sementara itu ijtihad adalah metode yang
dapat diterima untuk memperluas ruang lingkup syari’at didunia modern.
Dibalik itu semu, kadafi merupakan
tokoh idiologi arab dan islam radikal. Doktrin refolusionernya yang pertama
merupakan kofi dari idiologi neseriyah dan batiniyah yang menyatukan persatuan
arab, menetang kolonialisme dan jionisme, dan kepemimpinan bangsa libiya dalam
merancang persatan dan perjuangan bangsa arab menghadapi israel.
Libiya sebagai bentuk gerakan dakwah kontemporer
banyak dipengaruhi dan terpusat oleh kebijakan pemerintah yang berkuasa saat
itu. Sehingga biokrasi (unsur politik) sangat menonjol dalam memegang keputusan
dan memberikan corak dalam setiap aktivitas keislaman.
No comments:
Post a Comment